Mengenal Lebih Dekat Street Photography

Kerap muncul pertanyaan kenapa orang-orang itu, memilih street photography mengapa tidak memilih genre fotografi lainnya seperti landscape, fashion, budaya, makanan dan sebagainya? Tentu saja jawabnya beragam, berbeda antara satu dengan lainnya.

Contoh Foto Street Photography

foto oleh liu tao

Satu alasan yang paling umum adalah soal kepraktisan. Street photography sangat mudah dilakukan. Kita tinggal keluar dan berinteraksi dengan ruang publik di sekitar kita. Karena semua tempat menawarkan cerita dan interaksi yang berbeda, maka street photography juga terasa murah. Kita tidak perlu pergi jauh dengan pesawat untuk berburu subyek-subyeknya, dan tak perlu pula membeli perlengkapan fotografi yang mahal.

Saya sendiri mengenal street photography karena rasa penasaran dan ingin mencoba sesuatu yang baru. Begitulah awalnya sebelum saya kemudian mengeksplorasi dan merasakan ada sesuatu yang menarik di genre satu ini.

Eh iya sebaiknya baca juga Bagaimana Belajar Fotografi Memotret Jalanan

Tentang Lokasi Pemotretan Street Photography

Dalam empat tahun terakhir, street photography tiba-tiba menjadi popular di kalangan penggiat fotografi di Indonesia. Namun karena begitu luasnya cakupan genre tersebut, seringkali timbul pertanyaan yang berkaitan dengan lokasi pemotretan dan definisi. Tentunya saya tak punya jawaban pasti, tapi saya mencoba menggalinya dari berbagai sumber yang semoga saja bisa memberi sedikit titik terang.

Soal lokasi pemotretan, apakah ada keharusan mengenainya? Secara umum jawabnya adalah tidak. Tak ada sumber yang sahih, termasuk dari fotografer dan praktisi street photography, yang secara tegas memberi batasan pada lokasi pemotretan. Bahwa ruang publik secara umum menjadi pilihan para fotografer itu dikarenakan ruang publik lebih banyak menawarkan pilihanpilihan peristiwa, lebih banyak hal yang bisa menjadi sumber cerita, dan juga sangat dinamis.

Ruang-ruang terbuka seperti taman, jalanan, terminal, stadion, pantai, museum, kebun binatang, pasar, dan tempat keramaian lainnya menjanjikan banyak kejutan yang dapat dijepret dengan sudut pemotretan dan pemikiran tertentu. Sebuah kota biasanya memiliki tempat-tempat semacam itu.

Ibarat kue, sebuah kota dapat dipotong-potong menjadi jutaan potong dengan bentuk potongan dan cerita yang berbeda-beda, dan sangat mungkin rasanya pun berbeda-beda. Kota mempunyai emosi, warna, irama, cahaya, waktu, interaksi dan bahasa yang sangat bervariasi.

Contoh Street Fotografi

foto oleh Rudolf Vlček

Itulah mengapa kebanyakan foto street merupakan potongan-potongan gambar dari sebuah kota. Bukan berarti itu suatu keharusan, tetapi mungkin karena kota lebih banyak menawarkan pilihan menu yang dapat dijepret. Selain itu, kedinamisan kota juga menjadi pertimbangan mengapa kota dipilih sebagai lokasi berburu foto beraliran street.

Apakah di desa atau kampung tidak menawarkan cerita? Apakah ruang-ruang privat tak punya emosi? Jawabannya bisa dilihat pada Rebbeca Noris Webb, istri Alex Webb, yang membuat cerita tentang kampungnya di North Dakota. Melalui gambar-gambar itu, ia secara personal mengutarakan perasaannya tentang kampungnya. William Egglestone juga membuat foto-foto penuh emosi tentang warna-warna dari benda atau tempat-tempat yang lumayan privat, bukan area publik.

Tips fotografi Tips Memotret Manusia Ketika Travelling ini layak kamu baca jika kamu hobi street fotografi

Namun bagi kita para pembelajar, merekam kota mungkin menjadi pilihan yang lebih aman, karena banyak hal dapat kita pilih untuk memvisualisasikan perasaan kita tentang kota yang kita tinggali. Semakin besar sebuah kota, semakin banyak cerita yang ditawarkan.

Visualisasi Perasaan Street Photography

Foto-foto street biasanya adalah foto-foto candid, diambil secara diam-diam tanpa sepengatahuan subyeknya; subyek dibiarkan natural seperti adanya, tidak diatur atau diarahkan (unstaged). Kadang-kadang saja ada interaksi antara
fotografer dan subyeknya; tak ada batasan tegas mengenai hal tersebut.

Kita bebas berinteraksi dengan ruang publik sehingga terbuka kesempatan bagi kita untuk menghasilkan rekaman ide dan emosi yang bebas, inovatif dan, mungkin, tanpa batas. Kita secara bebas boleh memvisualisasikan perasaan
kita dalam melihat lingkungan sekitar.

Interaksi manusia dengan manusia, atau manusia dengan lingkungannya, dapat kita ceritakan dengan cara yang berbeda-beda, dan tentu saja dengan cara yang sangat personal. Di sini kita berposisi sebagai “Master Storyteller” karena kita bercerita secara ekslusif dengan cara kita sendiri.

Proses itulah yang seringkali menjadikan fotofoto street terlihat cantik, bukan saja secara visual tetapi juga menampilkan inner beauty (ada kecerdasan, keisengan, keganjilan, keharmonisan dan lain-lain).

Tentang Definisi Street Photography

Berkenaan dengan definisi street photography, Wikipedia mendefinisikannya street photography adalah sebagai genre fotografi yang non-formal yang menceritakan subyek dalam situasi candid di tempat-tempat publik seperti jalanan, taman, pantai dan sebagainya.

David Gibson dalam bukunya “Street Photography Manual” menjawab diplomatis ketika ditanya apa itu street photography. Tak perlu dijelaskan selami saja apa motivasi masing-masing fotografer, maka street photography akan semakin jelas.

Belajar Street Fotografi

foto oleh George Stastny

Erick Kim pernah mengamini pendapat Alex Coghe pada salah satu e-book-nya bahwa street photography adalah unstaged photography (fotografi yang subyeknya tidak diatur), suatu tantangan bagi masing-masing fotografer, suatu perilaku, satu ungkapan perasaan. Street photography merupakan suatu refleksi dari kehidupan sehari-hari melalui mata dan perasaan sang fotografer, yang mampu medokumentasikan satu decisive moment atau melihat sesuatu yang orang lain tidak melihatnya.

Salah satu pionir dan panutan street photography di Indonesia, Erik Prasetya, memberi ciri-ciri foto street umumnya adalah candid (suasana asli di ruang publik) kelengkapan informasi tidak diutamakan, tetapi estetika yang diutamakan. Tensi peristiwa atau gambar rendah dan merupakan peristiwa banal (sehari-hari). Dan foto street haruslah membangun komposisi visual.

Semakin Liar

Namun dalam kenyataannya, street photography itu tumbuh, berkembang, memberontak dari sekat-sekat atau dogma-dogma yang ada. Emosi dan komposisi visual semakin berteriak untuk menunjukkan suatu kebaruan. Akibatnya, saat ini genre fotografi ini berkembang lebih luas lagi sebagai global conversations.

Bahkan street photography artists Erick Kim pun harus melihat perkembangan street photography saat ini yang menjadi semakin liar, dan memberikan hak kepada setiap orang untuk mendefinisikannya sendiri. Akhirnya, Anda harus menciptakan gaya Anda sendiri. (exposure-magz.com)

Mengenal Lebih Dekat Street Photography |Lensa Kita |4.5 |