Tips Praktis Memotret Landscape

Gampang atau sulitkah memotret lansekap itu? Jawabnya tentulah bisa gampang dan bisa sulit. Gampangnya, ke mana pun mata memandang, itulah lansekap.

Semudah itukah memotret lansekap? Ya, apabila itu sudah memenuhi sejumlah hal, atau sebutlah persyaratan, untuk mendapatkan hasil yang optimal.

Pada akhir pekan kali ini, tipsfotografi.net sekali lagi akan membahas fotografi landscape dan dalam kesempatan kali ini tentang Kiat Praktis Memotret Landscape.

Ok langsung saja simak artikel di bawah ini, semoga bisa berguna untuk yang belajar tips fotografi landscape. Jangan lupa share hasil foto landscape Anda di twitter @tipsmemotret ataupun di fb.com/tipsmemotret serta di Google+ lensakita ya.

Belajar Tips Fotografi Landscape

Tips Praktis Memotret Landscape

Jangan Abaikan Waktu
Memotret lansekap selalu berkaitan dengan waktu, dan sepertinya ini menjadi hal paling utama yang perlu diperhatikan. Artinya, waktu kita perlu tepat saat melakukan pemotretan.

Berkaitan dengan waktu yang tepat ini, ada istilah yang sangat popular dalam fotografi lansekap, yakni “golden time.” Dari sebutannya sudah jelas bahwa yang dimaksud adalah waktu terbaik untuk memotret. Waktu tersebut adalah satu jam menjelang dan dua jam setelah mentari terbit; serta dua jam menjelang mentari tenggelam dan satu jam setelah mentari tenggelam.

Satu jam sebelum dan sesudah mentari terbit atau tenggelam merupakan waktu yang bagus untuk merekam suasana; kita bisa mendapatkan blue hour yang bagus sekali.

Dua jam sesudah mentari terbit, dan dua jam sebelum mentari tenggelam, itulah waktu untuk mendapatkan sinar mentari yang paling bagus. Sinar yang lembut keemasan menjadikan lansekap terlihat indah dan sangat menarik. Sesudahnya, sinar matahari menjadi terlalu kuat/keras dan menyilaukan. Keelokan lansekap pun menjadi sangat berkurang.

Biasanya ketika hendak hunting lansekap, kita usahakan berangkat sepagi mungkin dan tiba di lokasi satu jam sebelum matahari terbit. Mulai sekitar pukul 10.00 sampai 14.00, kita manfaatkan untuk beristirahat. Pada sekitar pukul 14.30, kita mulai bergerak lagi untuk hunting sampai satu jam setelah mentari tenggelam. Untuk hasil yang optimal, pengaturan waktu tak boleh diabaikan.

Lokasi Sama, Hasil Beda
Di manapun lansekap tersaji, kita bisa membuat fotonya. Namun hasil foto yang bagus dan tidak biasa, tentunya, tidak dibuat seperti pada umumnya. Angle “sejuta umat” perlu ditinggalkan dan kita cari sudut pengambilan yang berbeda.

Setidaknya kita perlu sedikit bergeser dari angle yang digunakan sebagian besar orang atau kita perlu memotretnya dengan posisi low angle atau high angle untuk memperoleh hasil yang beda. Bisa pula kita masukkan sesuatu yang menjadi ikon daerah ke dalam frame kita.

Lebih bagus lagi kalau kita berjalan beberapa meter dari spot yang biasa digunakan banyak orang. Dengan begitu, sangat dimungkinan kita bisa mendapatkan hasil foto yang berbeda dari tempat yang sudah banyak dikunjungi itu. Malah bisa-bisa foto kita menjadi sedikit eksklusif. Lokasi boleh sama, tapi hasil beda.

Suasana & Mood
Selain waktu dan tempat, satu hal lagi yang perlu kita perhatikan adalah suasana. Ini bisa memberi mood sehingga foto kita seperti berjiwa.

Misalnya, suasana pagi akan mengantar kita ke suasana yang gembira, sehingga semua yang kita lihat akan begitu ceria. Menjelang sore seakan membawa rasa nyaman untuk menyambut malam. Mendung juga akan memberi atmosfer yang berbeda.

Ketika berada di kawasan subtropis, musim semi, panas, gugur dan musim dingin, masing-masing memberi atmosfer yang berbeda pada foto-foto yang kita hasilkan. Menjelang musim gugur, misalnya, akan muncul dedaunan yang beraneka warna; sementara pada musim dingin salju nan putih akan mendominasi suasana.

Cari Informasi
Dalam hunting lansekap, alangkah baiknya bila kita sempatkan untuk menyurvei lokasi sehari sebelumnya. Ini dimaksudkan agar kita tahu spot terbaiknya, dan jam berapa harus sudah berada di lokasi pada saat pemotretan.

Atau, kita bisa mencari informasi jauh hari sebelum sampai di tempat tujuan, dengan bertanya kepada teman, misalnya, dan browsing di internet sembari melihat-lihat foto-foto yang pernah dibuat sebelumnya oleh rekan-rekan fotografer. Setelah itu baru kita berangkat ke lokasi dan melakukan survei singkat; pemotretan dilakukan keesokan harinya.

Ketika sampai di tujuan ternyata cuaca tidak bersahabat untuk pemotretan, tak perlu kesal dan kecewa. Tetaplah memotret, yang setidaknya hasilnya kelak bisa dijadikan referensi. Pulanglah dengan lapang dada dan rencanakan trip berikutnya, karena “Roma tidak dibangun dalam sehari.”

Mudah-mudahan Tips Praktis Memotret Landscape ini bisa berguna untuk teman-teman semua. Jika tulisan ini bermanfaat jangan lupa share tulisan ini kepada sahabat lainnya melalui facebook, twitter, google+ dll. Kunjungi terus tipsfotografi.net untuk mendapatkan update artikel tips fotografi terbaru selanjutnya. Salam fotografi

Tips Praktis Memotret Landscape |Lensa Kita |4.5 |

Leave a Reply