Tips Memotret Acara Budaya

Indonesia merupakan negara dengan ragam budaya yang berlimpah. Tips memotret acara budaya ini sebagai modal awal ketika Anda ingin mengabadikan keragaman budaya tersebut. Dari kacamata fotografi, dengan berbagai keragaman budaya tersebut, merupakan salah satu target momen yang pantas untuk diabadikan.

Meski banyaknya ragam budaya, memotret acara budaya terkadang juga tidak mulus. Selain belum menguasai tips memotret prosesi adat, terkadang kehadiran fotografer yang akan memotret acara adat dianggap mengganggu. Kasus seperti ini sudah sering terjadi, yang masih hangat diberbincangan forum-forum fotografi beberapa hari yang lalu kejadian di acara waisak di candi Borobudur.

Banyaknya orang yang melupakan tentang pentingnya proses dan etika dalam memotret acara budaya. Harus disadari, subyek pemotretan di genre budaya adalah manusia. Jadi sudah sepatutnya kita mengutamakan kepatutan. Bagus-nya sebuah foto acara budaya bisa dibagi menjadi dua definisi. Definisi pertama adalah bagus yang artinya sesuai dengan target untuk apa foto itu dibuat. Sebagai contoh, foto untuk pasfoto yang bagus adalah yang tidak memejamkan mata, juga proporsi ukuran wajah dan bidang fotonya seimbang. Namun, foto bagus untuk pasfoto belum tentu bagus untuk hiasan dinding, bukan?

Tips Memotret Prosesi Adat Budaya

Sementara definisi foto acara budaya kedua adalah indah yang artinya menyenangkan untuk dilihat. Walau begitu, harus dipahami juga, indah untuk si A belum tentu indah untuk si B. Foto bagus belum tentu indah. Sebagai contoh adalah soal pasfoto tadi. Sebaliknya, foto indah belum tentu bagus. Foto artis cantik tersenyum mungkin indah dan menyenangkan untuk dilihat. Namun, kalau dipakai untuk KTP, mungkin ditolak petugas kelurahan alias dianggap tidak bagus.

Berikut beberapa tips memotret pawai budaya yang mudah-mudahan bisa membantu Anda ketika ingin memotret acara budaya nantinya. Dan tips fotografi ini juga bisa digunakan sebagai cara memotret upacara agama, misalnya waisak.

Tips Memotret Acara Budaya

Tetapkan Tujuan
Semua orang boleh memotret acara budaya, tapi tidak semuanya mempunyai tujuan yang sama. Ada yang melakukannya sebagai hiburan, proses belajar teknik fotografi, hingga proyek dokumentasi. Agenda kita akan memengaruhi sejauh mana kita bergerak di lapangan dan mengetahui persiapan yang dibutuhkan.

Memahami Subyek
Pengetahuan tentang subyek foto penting dalam tahap “previsualisasi”. Sebelum turun ke lapangan, selalu lakukan riset dengan bertanya dan membaca referensi. Ketahui juga tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan ketika memotret. Sebagai contoh misalnya sebelum memotret upacara Melasti atau memotret simbolis pembersihan pralingga Ida Batara di Bali. Kita harus mempelajari rangkaian upacaranya, sehingga mengetahui salah satu tahapannya yang sangat penting, salah satunya menyentuhkan kaki di air laut.

Jangan Terlalu Terpaku ke Satu Tempat Saja
Jangan hanya terpaku ke atraksi utama seperti atraksi dan kendaraan hiasnya saja, sedangkan saat memotret acara budaya yang tidak kalah menariknya adalah yang hadir dan nonton pawai cukup menarik. Gunakan insting untuk menemukan lokasi/objek yang bagus selain atraksi utamanya sendiri.

Pendekatan Personal
Tindakan pertama saat memotret acara budaya yang wajib dilakoni setelah tiba di lokasi adalah bersosialisasi dengan lingkungan dan partisipan acara. Jangan langsung memotret. Lakukan komunikasi intensif guna mendekati dan memahami mereka. Setelah keberadaan anda diterima, barulah mulai memotret.

Perhatikan Etika
Kata bang Roma Irama menghalalkan segala cara haram hukumnya. Seorang fotografer datang sebagai tamu, jadi sudah seharusnya menaati aturan dari pihak penyelenggara. Anda perlu memperhatikan cara berpakaian, berbicara, dan berperilaku. Ketahui di mana anda boleh memotret, izin sebelum memotret, termasuk etika memotret saat bersama fotografer lain.

Persiapan Teknik Memotret Acara Budaya
Ketika anda sedang memotret acara adat dilarang berdiri di depan orang yang sedang bersembahyang ataupun ritual, maka gunakanlah lensa tele. Penggunaan flash juga perlu mendapat perhatian. Jangan sampai cahaya kamera merusak kekhusyukan ibadah. Pikirkan solusi alternatif untuk meningkatkan daya tangkap kamera. Gunakan mode pemotretan A (aperture priority) atau S (shutter priority). Tujuaanya untuk mengurangi waktu mengubah-ngubah setting kamera. Kemudiaan tinggal memperhatikan kondisi pencahayaan dengan menaikkan dan menurunkan ISO untuk memperoleh shutter speed maupun aperture yang sesuai dengan keinginan kita.

Angle dan Momen
Cari angle terbaik, dalam arti bisa menggambarkan acara yang digelar, tetapi juga bisa mengisolasi latar belakang agar hanya bagian penting yang masuk bidang foto. Pakailah lensa yang mudah untuk membuat blur latar belakang, mudah membuat isolasi.

Karena tempat acara budaya biasanya sempit, lensa yang praktis digunakan untuk memotret acara budaya adalah lensa yang bisa zoom cukup lebar dan panjang seperti lensa sapujagat 18-200mm, atau lensa zoom sedang seperti 16-85mm atau 15-85mm. Bagi yang menggunakan dua kamera saran saya adalah mengunakan lensa lebar seperti 10-24mm, dan lensa telefoto 70-200mm. Baca juga Tips Fotografi Memotret Di Keramaian.

Timing, insting yang kuat dan punya refleks yang bagus penting dalam fotografi liputan seperti memotret acara budaya yang selalu bergerak. Untuk mendapatkan foto yang menarik, seringkali kita butuh kesabaran dalam menunggu waktu yang tepat untuk menjepret foto.

Semoga artikel tips bagaimana cara memotret acara budaya yang benar ini berguna untuk Anda saat ingin belajar fotografi genre budaya.

Tips Memotret Acara Budaya |Lensa Kita |4.5 |

Leave a Reply